Begadang jangan begadang, kalau tiada
artinya, begadang boleh saja, kalau ada perlunya. Sepenggal lirik dari legenda
musik dangdut, Rhoma Irama itu bisa menjadi rambu-rambu bagi Anda yang jarang tidur
malam. Sebab, dalam penelitian terbaru diketahui, seseorang yang tidur malam
kurang dari enam jam bisa meningkatkan risiko terkena penyakit stroke yang
signifikan.
Idealnya, seseorang memang harus tidur
sekitar 6-8 jam per harinya. Tapi, bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota
besar seperti Jakarta, padatnya rutinitas tak jarang mengganggu pola tidur.
Para peneliti menemukan, mereka yang berada di usia pertengahan dan sering
melewatkan waktu tidur, memiliki kecenderungan menderita gejala stroke dibandingkan
mereka yang tidur sedikitnya sembilan jam. Hal ini juga berlaku bagi mereka
yang memiliki berat badan normal dan tidak memiliki keluarga dengan riwayat
stroke.
Lebih dari lima ribu partisipan terlibat
dalam penelitian ini. Mereka berusia 45 tahun hingga usia pensiun dan dimonitor
selama tiga tahun sebagai bagian dari penelitian Amerika Serikat.
Partisipan yang tidur kurang dari enam jam
cenderung menderita gejala, seperti kebas, tidak mampu atau lemah menggerakkan
satu bagian tubuh, pusing, hilang penglihatan atau tiba-tiba tidak mampu
berbicara atau menulis. Jika hal ini mulai terjadi maka mulai biasakanlah pola
hidup sehat alami secara teratur
agar tubuh dapat ternutrisi dengan baik.
Ilmuwan dari University of Alabama, Amerika
Serikat mengatakan, dampak kurang tidur sangat besar dibandingkan dengan faktor
lain, seperti usia, berat badan dan tekanan darah tinggi. Partisipan dibagi
menjadi lima kelompok berdasarkan berapa jam mereka tidur malam. Mereka diminta
melaporkan gejala yang mereka alami setiap enam bulan.
Salah satu peneliti, profesor epidemiologi
Virginia Howard mengatakan, banyak orang bisa memiliki gejala-gejala tersebut,
tidak mengenalinya sebagai gejala stroke dan tidak mengatakannya pada dokter
mereka. "Kebiasaan tidur bisa memperburuk munculnya gejala di atas yang
secara luas dikenal sebagai stroke," ujarnya.
Sleep apnea atau kelainan pernafasan yang
mengakibatkan kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan stroke. Sebuah studi
yang melibatkan ratusan ribu partisipan dari Warwick University tahun lalu juga
menunjukkan kurang tidur berhubungan dengan stroke dan penyakit jantung.
Namun, studi terbaru ini fokus pada gejala
awal stroke yang seringkali terabaikan. Tim Profesor Howard berencana
melanjutkan pengawasan terhadap partisipan dalam beberapa tahun mendatang.
"Akan sangat menarik mengetahui
tingkat stroke dan apakah deteksi dini dapat membantu," katanya.
Clare Walton dari Asosiasi Stroke
mengatakan tidur kurang dari enam jam atau lebih dari sembilan jam setiap malam
bisa meningkatkan risiko stroke tapi butuh lebih banyak riset.Sebelum hal ini
terjadi sesorang harus mulai membiasakan teratur pola hidup sehat alami agar tubuh menjadi kebal
terhadap serangan penyakit. (Sumber: info sehat Republika)
Telp/Sms
: 0821 2355 9777
Whatsapp : 0856 935 936 95
Pin BB : 5D7BD3BB